Friday, September 16, 2011

--ERTI SEBUAH KEHIDUPAN--

Assalamua'laikum wbt....

--ERTI SEBUAH KEHIDUPAN--



Saya ingin berkongsi sesuatu dengan anda. Apa yang membuatkan saya ingin menulis artikel ini adalah setelah saya membaca sebuah buku yang baru dibeli di pameran buku di kampus saya dan saya berasa patut untuk dikongsi bersama kalian. Ia bertajuk 'Langit Ilahi 2: Kembara Hamba Mencari CAHAYA' oleh Hilal Asyraf seorang penuntut di University of Yarmouk, Jordon dalam kelulusan Usuluddin. Dalam buku ini, saya tertarik dengan salah satu tajuk kecilnya iaitu 'Allah tidak pernah berkira'.

Penulis berkongsi kisahnya berbual dengan seorang sahabatnya, di mana sahabatnya menyatakan bahawa Allah SWT itu ibarat pemilik sebuah kedai runcit. Pemilik kedai runcit tersebut memberi kita kedai runcit itu dengan percuma. Hanya pesannya, kita perlu menjaga dan menjalankan kedai runcit itu sebaiknya dengan bersungguh-sungguh.

Sampailah suatu ketika, pemilik kedai runcit itu datang kembali kepada kita dan melihat kita menjalankan kedai runcit itu dengan bersunguh-sungguh. Dia pun berkata kepada kita, "Apakah engkau mahu aku membeli kedai runcit yang aku berikan percuma kepadamu ini, kemudian aku memberikan pula pusat membeli-belah milikku kepadamu?"

Ia bermaksud, Allah memberi kita sebuah kehidupan secara percuma tanpa apa-apa bayaran, kita hanya diminta untuk menjalankan kehidupan itu dengan baik. Kemudian Allah akan membeli kehidupan kita (Allah tidak mengambil kehidupan kita percuma), kemudian Dia memberikan kita pula sebuah syurga yang harganya tidak terhingga, dan juga selama-lamanya jika hendak dibandingkan dengan kehidupan kita itu.

Allah SWT berfirman bermaksud;
"Sesungguhnya Allah membeli daripada orang beriman diri mereka dan harta-harta mereka, dengan memberikan mereka syurga..." (At-Taubah: 111)

Jadi apa yang anda fikirkan sekarang?
Bersyukur tak kerana terpilih di antara makhluk yang mulia yang begelar 'manusia'? (' ',)

Yang mana sirah kejadian manusia itu diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Di mana Allah perintahkan malaikat dan iblis untuk tunduk sujud (tanda penghormatan) kepada kita yang bergelar khalifah.

Namun mengapa ada juga insan-insan yang mengeluh? Mengeluh kerana hidup dengan mengatakan,
"Hm, apa boleh buat...kita hidup ni bukan atas kehendak kita. Nak tak nak kena teruskan hidup jugak." Saya terbaca keluhan ini dari seseorang yang memberi komen di wall post facebook rakan saya.

Saya tidaklah mengatakan bahawa saya membangkang dengan cara dia menyatakan pendapatnya itu, sebab mungkin dia ada reasonnya tersendiri. Namun saya pernah mengetahui bahawa akibat tersalah bicara, ia boleh menggugah akidah kita. Jadi, amat penting untuk kita mengawasi setiap butir bicara yang keluar dari mulut kita. Kerana seorang beriman itu hendaklah berkata baik atau diam. Seharusnya kita perlu betul-betul memahami tujuan sebenarnya Allah jadikan makhluk seperti kita ini.

Anda tahu tujuan sebenar kita hidup di dunia ini? Hm, Allah dah tolong kita dengan memberi jawapan di dalam FurqanNya iaitu tujuan kehidupan ini adalah untuk (1) beriman kepada-Nya & menjadi (2) khalifah untuk membela agama-Nya.

Nah, ini dia jawatan yang paling tinggi dan mulia sekali Allah beri & amanahkan pada kita yang mana jawatan ini ditabalkan sewaktu mula-mula roh kita bertemu & berjanji denganNya, kemudian roh ini bertemu pula dengan jasadnya untuk memulakan perlaksanaan amanah penting ini.

Sebenarnya amat berat untuk saya memberi peringatan kepada anda tentang erti sebuah kehidupan ini kerana saya sendiri juga masih terbongkok-bongkok dalam melalui jalan penghidupan saya ini. Saya tak tahu apa yang Dia dah tuliskan tentang taqdir saya di dalam Lauh MahfuzNya kerana semuanya berada di dalam pengetahuanNya.

Namun, kita semua ada pilihan di tangan kita untuk menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya seperti menguruskan kedai runcit tadi. Saya juga mengharapkan orang di sekeliling saya dapat menghulurkan tangan mereka setelah melihat saya jatuh di jalanan kehidupan saya ini.

Segala Puji bagi Allah Tuhan Seluruh 'Alam juga baginda Muhammad yang usaha jerih & jasanya membuatkan agama mulia ini meresap dalam jiwa & keturunanku. Alhamdulillah untuk kehidupan ini Ya Allah..

:: Nadiah Shahrum ::
HAMBA ALLAH


Monday, September 5, 2011

Keutamaan Bulan Syawal


Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal :


Bulan Kembali ke Fitrah : Syawal adalah bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya, setelah melakukan ibadah Ramadhan sebulan penuh. Paling tidak, tanggal 1 Syawal umat Islam “kembali makan pagi” dan diharamkan berpuasa pada hari itu. Ketibaan Syawal membawa kemenangan bagi mereka yang berjaya menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadan. Ia merupakan lambang kemenangan umat Islam hasil dari “peperangan” menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa nafsu.

Bulan Takbir
: Tanggal 1 Syawal, Idul Fitri
, seluruh umat Islam di berbagai belahan mengumandangkan takbir. Maka, bulan Syawal pun merupakan bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak, paling tidak satu malam, yakni begitu malam memasuki tanggal 1 Syawal alias Malam Takbiran, menjelang Shalat Idul Fitri. Kumandang takbir merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Kemenangan yang diraih itu tidak akan tercapai, kecuali dengan pertolongan-Nya. Maka umat Islam pun memperbanyakkan dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih. “”Dan agar kamu membesarkan Allah atas apa-apa yang telah Ia memberi petunjuk kepada kamu, dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan” (QS. Al-Baqarah: 185).

Bulan Silaturahim : Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada bulan inilah umat Islam sangat banyak melakukan amaliah silaturahmi, mulai mudik ke kampung halaman, saling bermaafan dengan teman atau tetangga, hala bihalal, kirim SMS dan telepon, dan sebagainya. Betapa Syawal pun menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah karena umat Islam menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.

Puasa Satu Tahun
:
Amaliah yang ditentukan Rasulullah Saw pada bulan Syawal adalah puasa sunah selama enam hari, sebagai kelanjutan puasa Ramadhan. “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh” (H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah) - “Allah telah melipatgandakan setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipat. Puasa bulan Ramadhan setara dengan berpuasa sebanyak sepuluh bulan. Dan puasa enam hari bulan Syawal yang menggenapkannya satu tahun” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dicantumkan dalam Shahih At-Targhib).

Bulan Nikah
:
Syawal adalah bulan yang baik untuk menikah. Hal ini sekaligus mendobrak khurafat, yakni pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal karena takut terjadi malapetaka. Budaya jahiliyah itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal, Allah Swt menurunkan wabah penyakit, sehingga banyak orang mati termasuk be berapa pasangan pengantin. Maka sejak itu, a kaum jahiliah tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal. Khurafat itu didobrak oleh Islam. Rasulullah Saw menunjukkan sendiri bahwa bulan Syawal baik untuk menikah. Siti Aisyah menegaskan: “Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari isteri beliau yang lebih beruntung daripada saya?”. Selain dengan Siti Aisyah, Rasul juga menikahi Ummu Salamah juga pada bulan Syawal. Menurut Imam An-Nawawi, hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. ‘Aisyah bermaksud, dengan ucapannya ini, untuk menolak tradisi jahiliah dan anggapan mereka bahwa menikah pada bulan Syawal tidak baik.

Bulan Peningkatan
:
Inilah keistimewaan bulan Syawal yang paling utama. Syawal adalah bulan “peningkatan” kualitas dan kuantitas ibadah. Syawal sendiri, secara harfiyah, artinya “peningkatan”, yakni peningkatan ibadah sebagai hasil training selama bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke “watak” semula yang jauh dari Islam. Na’udzubillah.

Bulan Pembuktian Takwa
: Inilah makna terpenting bulan Syawal
. Setelah Ramadhan berlalu, pada bulan Syawal-lah “pembuktian” berhasil-tidaknya ibadah Ramadhan, utamanya puasa, yang bertujuan meraih derajat takwa. Jika tujuan itu tercapai, sudah tentu seorang Muslim menjadi lebih baik kehidupannya, lebih saleh perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih khusyu’ ibadahnya, dan seterusnya. Paling tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak menurun setelah Ramadhan. Wallahu a’lam.

Sumber: Fatahillah.net
Link